Minggu, 27 Maret 2011

BRI Ciptakan Kartu SIM Smart untuk Bayar Tilang

JAKARTA--MICOM: Bank BRI bekerja sama dengan Polri menciptakan inovasi baru kartu "SIM Smart" yang dapat digunakan untuk langsung membayar titipan denda tilang kepada petugas polisi.

"SIM Smart merupakan Surat Ijin Mengemudi berteknologi Microchip yang berfungsi selain sebagai Driving License (SIM) juga dapat sebagai alat bayar titipan denda tilang melalui mesin EDC (Electronic Data Capture) yang dibawa petugas penindakan di lapangan," ujar Corporate Secretary Bank BRI Muhamad Ali di Jakarta, Sabtu (26/3).

Ali mengatakan, SIM Smart memiliki keuntungan antara lain mempercepat urusan pembayaran tilang karena dapat digunakan langsung di lokasi pelaksanaan tilang melalui mesin EDC yang dibawa petugas penindakan, serta aman karena pembayaran denda tilang, cukup menggunakan saldo uang yang ada pada SIM Smart sehingga masyarakat tidak perlu membawa uang tunai.

Prosedur kepemilikan SIM Smart tidak sulit karena cukup mengikuti prosedur antara lain aplikasi SIM Smart di Kantor Pelayanan SIM setempat dengan mengisi formulir, pendaftaran, mengikuti tes teori dan praktek, mengikuti proses pemotretan dan terakhir mengaktifkan SIM Smart di Bank
BRI.

Petugas BRI akan memberikan panduan tentang pengaktifan SIM Smart dan menganjurkan kepada pemegang SIM untuk mengisi saldo ke dalam SIM Smart.

Adapun pengisian saldo SIM Smart (top up) dapat dilakukan secara tunai maupun overbooking dari Kartu Debit BRI atau Kartu Debit bank lain, baik melalui mesin EDC, ATM maupun teller di seluruh Kantor Cabang Bank BRI, kata Ali.

Nantinya para pemegang SIM dapat melakukan penggantian SIM Smart pada saat perpanjangan dan perubahan dari SIM biasa ke SIM Smart, tidak dikenakan biaya.

Ditargetkan seluruh pemegang SIM di wilayah kerja Polda Metro Jaya akan dapat menggunakan SIM Smart yang ke depan dimungkinkan dapat dipergunakan untuk transaksi di pom bensin, secure parking, minimarket dan lain-lain. (Ant/OL-9)

Kamis, 24 Maret 2011

Akhir 2011, Satelit Telkom 3 Siap Meluncur

Sarie - Okezone
 JAKARTA - Telkom akan meluncurkan satelit Telkom 3 pada akhir 2011 nanti. Peluncuran satelit ini sebagai upaya untuk memperkuat jaringan telekomunikasinya.

"Proyek satelit Telkom-3 ini bernilai USD200 juta dan saat ini masih dibuat di pabrik satelit ISS-Reshetnev Rusia. Kemungkinan akan rampung dan langsung diluncurkan pada akhir 2011 nanti," ujar Head of Corporate Communication Telkom, Eddy Kurnia, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (24/3/2011).

Nantinya, lanjut Eddy, satelit Telkom-3 ini akan memperkuat jaringan dengan mengatasi kebutuhan saluran yang belum terjangkau jaringan teresterial serat optik. Sub sistem komunikasinya akan dibuat oleh Thales Aleniaspace Prancis dan akan diluncurkan dengan peluncur Proton M-breeze.

"Selain ditujukan untuk keperluan komersial, Satelit Telkom-3 juga dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur ICT serta memenuhi keperluan pemerintah dalam kaitan pertahanan dan keamanan (militer), maupun mendukung operasional perusahaan-perusahaan milik pemerintah," ujarnya.

Berdasarkan studi yang dilakukan Telkom, terjadi peningkatan permintaan atas satelit komunikasi, baik di Indonesia maupun negara-negara tetangga lainnya. Bahkan Telkom sendiri meyakini jika permintaan akan transponder masih akan terus tumbuh.

"Di Indonesia, saat ini lebih dari 160 transponder dimanfaatkan untuk GSM backhaul, jaringan data dan untuk penyiaran. Sementara pasokan domestik yang dilakukan oleh Telkom sendiri hanya 101 transponder. Permintaan saat ini masih tumbuh untuk keperluan penyiaran (broadcast), 3G, Internet, Triple Play dan Quardraple," ujar Eddy.

Dipaparkan Eddy, satelit Telkom-3 berkapasitas 42 transponder (setara 49 transponder @36MHz), terdiri dari 24 transponder @36MHz Standart C-band, 8 transponder @54 MHz Ext. C-band dan 4 transponder @36 MHz + 6 transponder @54 MHz Ku-Band. Cakupan geografis Satelit Telkom 3 mencakup Standart C-band (Indonesia dan ASEAN), Ext. C-band (Indonesia dan Malaysia) serta Ku-Band (Indonesia).

Eddy menambahkan, dari 42 transponder Satelit Telkom-3 sebanyak 40-45 persen atau sekitar 20 transponder akan dikomersialkan, sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom Group.

Meskipun Satelit Telkom-3 merupakan satelit pertama Indonesia yang dibeli dari Rusia, tetapi Eddy yakin ISS akan mampu menyelesaikan pengadaan Satelit Telkom 3 sesuai jadwal.

Sebelumnya Telkom telah mengoperasikan Satelit Telkom-2 pada 12 November 2005, yang diluncurkan oleh roket Ariane-5 milik perusahaan ArianeSpace di Kouroue, Guyana, Perancis. (srn)

Selasa, 22 Maret 2011

Benda-benda Langit Terbesar di Semesta

Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: Tri Wahono
 Stasiun Antariksa Internasional (ISS). 
  KOMPAS.com - Semesta terdiri atas benda-benda langit. Di antara benda langit tersebut, terdapat beberapa yang termasuk terbesar dalam ukurannya. Berikut merupakan benda langit terbesar sesuai kategorinya.
Planet Terbesar
Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya. Tapi, planet terbesar di semesta adalah TrES-4b yang ditemukan pada tahun 2006, mengorbit bintang yang berjarak 1500 tahun cahaya dari Bumi. Diameter planet ini 1,8 lebih besar dari Jupiter.
Planet terbesar itu masih dalam perdebatan menyusul hasil observasi terbaru EASP-17b. Planet ekstrasurya yang terletak 1000 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki massa setengah Jupiter itu dikatakan mempunyai diameter 2 kali Jupiter.
Artefak terbesar
Sejauh ini artefak terbesar di semesta adalan International Space Station yang memiliki lebar 190 meter dan berat 370 ton. Dalam hal ini artefak adalah benda langit buatan manusia.
Galaksi terbesar
Berdasarkan model standar pembentukan galaksi, galaksi terbesar adalah monster eliptikal yang terbentuk dari penggabungan galaksi yang lebih kecil. Contoh galaksi terbesarnya adalah IC 1101 yang berbentuk lensa. Galaksi ini terletak milyaran tahun dari Bumi, di tengah kluster galaksi Albell 2029. Diameter galaksi ini mencapai 6 juta tahun cahaya, membuatnya memiliki volume ribuan kali dari Bima Sakti.
Lubang terbesar
Yang dimaksud bukan lubang hitam, tapi merupakan hamparan kegelapan. Galaksi tersusun dalam sebuah tembok besar berukuran beberapa ratusan tahun cahaya dengan sebuah ruang kosong di antaranya. Ruang kosong terbesar ditemukan pada tahun 2007 berukuran hampir satu miliar cahaya.
Bintang terbesar
Bintang terbesar adalah VY Canis Majoris, terletak 5000 tahun cahaya dari Bumi. Diameternya diperkirakan mencapai 3 miliar kilometer. Perkiraan tersebut sedang diklarifikasi lagi sebab beberapa astronom memperkirakan bahwa diameternya hanya 1 miliar kilometer.
Sumber :NewScientist

Minggu, 20 Maret 2011

Untuk Pertama Kalinya, NASA Masuk Orbit Merkurius

Penulis : Heni Rahayu
WASHINGTON--MICOM: Untuk pertama kalinya, Bumi memiliki mata-mata yang mengorbit di planet dengan tata surya terkecil dan teraneh, Merkurius.

Pesawat ruang angkasa NASA yang disebut Messenger berhasil masuk ke orbit Merkurius pada Kamis (17/3) malam.

Messenger berhasil mengelilingi Merkurius setelah perjalanan 6,5 tahun dengan jarak tempuh 4,9 miliar mil (7,9 miliar kilometer).

Untuk masuk ke orbit ini, sebelumnya pesawat NASA melakukan manuver rumit guna menangkis tarikan gravitasi matahari.

Dengan keberhasilan ini, ini adalah planet kelima dalam tata surya kita yang berhasil dimata-matai oleh NASA, selain Bumi dan Bulan. 
Chief Engineer Messenger Eric
Finnegan, mengatakan pesawat NASA itu berada di orbit yang terdekat dengan Merkurius, yakni sedekat 120 mil (193 kilometer) di atas permukaan planet Merkurius.

Sangat sulit untuk masuk ke orbit Merkurius karena planet ini memiliki sifat paling ekstrem di tata surya.

Suhunya bisa mencapai 1.100 derajat. Sementara itu, di planetnya akan mencapai 800 derajat karena planet ini berada paling dekat dengan Matahari. Karena itu, planet ini ada yang begitu dingin dan gelap. Tepatnya di beberapa kawah yang suhunya bisa 300 derajat di bawah nol. Radar menunjukkan bahwa ada kemungkinan es beku di kawah tersebut. (Ray/AP/OL-9)

Kamis, 17 Maret 2011

Seperlima Reaktor Nuklir Rawan Gempa

Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: Tri Wahono
Rabu, 16 Maret 2011 | 17:28 WIB

KOMPAS.com - Risiko gempa menjadi salah satu pertimbangan penting untuk memilih lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Namun, bukan berarti di daerah rawan bencana tak dibangun PLTN selama ini. Jepang termasuk salah satu negara rawan gempa yang banyak membangun reaktir nuklir untuk kebutuhan energi tersebut.
Berdasarkan data World Nuclear Association (WNA), 20 persen dari 440 reaktor komersial yang kini dioperasikan di berbagai belahan dunia berada di wilayah rawan gempa. Beberapa dari 62 reaktor yang kini masih di dalam konstruksi juga berada di zona rawan gempa, bersama dengan 500 unit yang sedang dalam upaya pengembangan, terutama di negara berkembang cepat.
Banyak kalangan industri tenaga nuklir mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah masalah. Pembangunan reaktor dikatakan telah memperhitungkan faktor tersebut. Berdasarkan WNA, reaktor telah didesain untuk bisa bertahan dengan gempa terbesar yang diprediksikan bisa terjadi di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir dibangun.
Namun, seismolog meragukan perhitungan yang telah dibuat oleh para perancang PLTN. Terutama menyangkut gempa yang di luar prediksi, seperti gempa bermagnitud 9 yang terjadi di Jepang Jumat lalu. Seismolog mengatakan, peristiwa tersebut kadang hanya terjadi sekali dalam seratus tahun, namun rekaman sejarah tentangnya sangat kurang.
Berkaitan dengan kejadian di Jepang, seismolog United State Geological Survey (USGS) yang memiliki spesialisasi patahan dan di dekat Jepang Ross Stein mengatakan, "Jepang kurang memperhitungkan magnitud gempa yang mungkin terjadi di wilayah tersebut." Ia mengatakan, seharusnya dibuat evaluasi lagi tentang perkiraan magnitud gempa maksimum yang bisa terjadi di seluruh area.
Berdasarkan Global Seismic Hazard Map, reaktor Jepang berada dalam wilayah yang berisiko "sangat tinggi" dan "tinggi" dari ancaman gempa pada setengah abad mendatang. Berdasarkan rekaman historis dan geologis, teknologi tinggi saat ini menunjukkan Peak Ground Acceleration (PGA) yang wilayah itu bisa alami dalam 50 tahun mendatang dengan kemungkinan 10 persen.
Peak Ground Acceleration (PGA) adalah indeks kekuatan gempa di permukaan Bumi. Tak seperti skala Richter dan Moment Magnitude Scale (terakhir adalah yang digunakan saat ini), PGA tidak mengukur energi yang dilepaskan saat gempa, tapi seberapa kuat muka bumi "bergoyang" dalam gempa yang terjadi di wilayah tertentu.

 AP Photo/The Yomiuri Shimbun, Yasushi Kanno 
Reaktor nuklir nomor 1 di pembangkit Fukushima Daiichi di Okumamachi, Prefektur Fukushima, Jepang.
  
Enam reaktor milik Cina berada pada zona beresiko sedang, sedangkan reaktor milik Korea Selatan yang menyuplai 30 persen dari kebutuhan energi listrik negara tersebut beresiko rendah. Sementara reaktor milik Taiwan tergolong terletak di wilayah beresiko tinggi. Demikian pula  4 reaktor di California dan di Washington.
Di luar wilayah cincin api, wilayah rawan gempa dengan instalasi reaktor nuklir ada di wilayah Asia selatan dan Tengah. Instalasi di Pakistan dan India utara memiliki resiko sedang, beserta 2 reaktor (1 dalam konstruksi dan 1 sedang direncanakan) di Iran. Di Eropa, ancaman aktivitas seismik terhadap reaktor relatif rendah, dengan perkecualian di beberapa lokasi, misalnya reaktor eksperimen di Perancis tenggara.
Sumber :
AFP

Rabu, 16 Maret 2011

Gempa Jepang Membuat Hari Lebih Pendek

TOKYO - Gempa bumi dengan kekuatan 8,9 SR yang mengguncang wilayah timur laut Jepang, Jumat lalu, bukan saja memporak-porandakan Negeri Sakura, tapi juga memperpendek hari di bumi.

Ahli geofisika Richard Gross di NASA menjelaskan, gempa bumi dahsyat di Jepang telah menggeser pusat bumi dan memperpendek waktu di bumi hingga 1,8 mikrodetik. Angka ini didapat berdasarkan data baru tentang bagaimana gempa bumi itu menyebabkan redistribusi massa bumi. Demikian seperti dilaporkan Yahoo News, Senin (14/3/2011).

"Dengan berubahnya distribusi massa bumi, gempa bumi Jepang bisa jadi mengakibatkan bumi berputar lebih cepat dan memperpendek hari di bumi selama 1,8 mikrodetik," jelas Gross melalui email kepada SPACE.com.

Lama satu hari di bumi adalah 24 jam, atau 86.400 detik. Setiap tahun, durasi itu berubah-ubah sekira satu milidetik atau 1.000 mikrodetik, tergantung pada variasi distribusi massa bumi.
 

Berdasarkan data awal U.S. Geological Survey, gempa pada Jumat siang telah menggerakkan pulau utama Jepang sekira delapan kaki (243,84 centimeter). Gempa itu juga telah menggeser sumbu bumi sekira 6,5 inci (17 centimeter).

Ini bukan pertama kalinya sebuah gempa bumi besar mengubah durasi hari. Gempa berkekuatan 8,8 SR di Chile tahun lalu juga mempercepat rotasi planet dan memotong 1,26 detik durasi hari di bumi. Sementara, gempa berkekuatan 9,1 SR di Aceh dan Sumatra pada 2004 memperpendek durasi hari hingga 6,8 mikrodetik.

Gross mengingatkan, dampak gempa bumi di Jepang bisa jadi belum sepenuhnya berakhir. Pasalnya, gempa susulan yang lebih kecil juga berpotensi mengubah durasi hari.

"Teorinya, apapun yang mengubah distribusi massa bumi akan mengubah rotasi bumi. Jadi, secara prinsip, gempa-gempa susulan yang lebih kecil juga berdampak pada rotasi bumi. Tapi, karena kekuatan gempa ini lebih kecil, efek yang ditimbulkan juga lebih kecil," tutup Gross.
(van)

Minggu, 13 Maret 2011

Gempa Jepang Geser Poros Bumi Sejauh 4 Inci

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Gempa bumi kuat disertai tsunami pada Jumat tak hanya meluluhlantakkan pesisir Jepang. Menurut US Geological Survey (USGS), gempa ini telah memindahkan pulau utama Jepang sejauh 2,4 meter dan me mengalihkan bumi dari porosnya.

"Pada titik ini, kita tahu bahwa salah satu stasiun GPS pindah sejauh 8 kaki (2,4 meter), dan kita telah melihat peta dari GSI (Geospatial Information Authority) di Jepang menunjukkan pola pergeseran atas area yang luas konsisten dengan pergeseran di daratan, "kata Kenneth Hudnut, seorang ahli geofisika dengan US Geological Survey (USGS).

Mobil yang terhanyut akibat tsunami di Jepang, Jumat

Laporan dari National Institute of Geophysics and Volcanology di Italia memperkirakan gempa berkekuatan 8,9 pada skala Ritchter telah menggeser bumi  pada porosnya dengan hampir 4 inci (10 cm).

Gempa, yang melanda Jumat sore di dekat pantai timur Jepang, menewaskan ratusan orang. Air setinggi  30 kaki  menyapu sawah, menelan seluruh kota, menyeret rumah ke jalan raya, dan melemparkan mobil dan kapal seperti mainan. Di beberapa bagian, gelombang tinggi itu masuk hingga sejauh 10 km ke daratan di Prefektur Miyagi di pantai timur Jepang.

Gempa kali ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah Jepang dengan mengantarkan gelombang tsunami melintasi Samudera Pasifik, memicu peringatan tsunami untuk 50 negarahingga pantai barat Kanada, Amerika Serikat, dan Chile. Gempa memicu lebih dari 160 gempa susulan dalam 24 jam pertama - 141 berkekuatan 5,0 skala Richter atau lebih.

Gempa itu terjadi akibat kerak bumi pecah di sepanjang wilayah seluas 64 ribu km2 karena lempeng tektonik tergelincir lebih dari 18 meter, kata Shengzao Chen, seorang ahli geofisika USGS.

Jepang terletak di sepanjang "cincin api" Pacific, area aktivitas seismik dan vulkanik yang tinggi, yang  membentang dari Selandia Baru di Pasifik Selatan, melalui Jepang, menyeberang ke Alaska dan ke pantai barat Utara dan Amerika Selatan. Gempa itu "ratusan kali lebih besar" dari gempa tahun 2010 yang melanda Haiti, kata Jim Gaherty dari LaMont-Doherty Earth Observatory di Columbia University.

Gempa Jepang adalah kekuatan mirip dengan gempa bumi 2004 di Indonesia yang memicu tsunami yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang di lebih dari selusin negara di sekitar Samudera Hindia. "Tsunami itu dikirim kira-kira sebanding dalam hal ukuran," kata Gaherty.

Gempa Jepang datang hanya beberapa minggu setelah gempa 6,3 SR melanda Christchurch pada tanggal 22 Februari, menumbangkan bangunan bersejarah dan menewaskan lebih dari 150 orang. Jangka waktu dari dua gempa telah menimbulkan pertanyaan apakah kedua insiden terkait, tetapi para ahli mengatakan bahwa jarak antara kedua insiden menafikannya. "Saya akan berpikir koneksi sangat tipis," ujar Prof Stephan Grilli, laut profesor teknik di University of Rhode Island.
Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: CNN

Gempa Jepang Bukan karena Fenomena Supermoon

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Banyak yang mengaitkan bencana alam dengan fenomena Supermoon, yaitu kondisi saat bulan berada di titik terdekat dengan bumi. Namun, ilmuwan dari  US Geological Survey (USGS) mati-matian membantahnya.
"Gempa bumi dahsyat dan tsunami yang melanda Jepang 11 Maret lalu adalah "sama sekali tidak berhubungan" atau mendekati  Supermoon," kata  John Bellini, ahli geofisika USGS.

Supermoon akan terjadi pada tanggal 19 Maret, ketika bulan berada pada titik orbit terdekat - lunar perigee - dan terjadi purnama. Sebelumnya, sejumlah peramal mengaitkan bencana alam dengan fenomena ini, kendati para seismolog tidak menemukan bukti untuk percaya bahwa upermoon meningkatkan aktivitas seismik. "Bukti terbaik bahwa gempa ini bukan disebabkan oleh Supermoon adalah bahwa hal itu terjadi sekarang - bukan saat Supermoon terjadi."

Menurutnya, adalah sebuah korelasi yang sangat kecil  antara bulan penuh atau baru dengan kegiatan seismik. "Gaya pasang surut yang lebih kuat dari biasanya disebabkan oleh penyelarasan matahari dan bulan ditambah tekanan pada lempeng tektonik."

Gempa Jepang terjadi saat matahari dan bulan pada posisi tak selaras- saat gaya pasang surut pada posisi paling lemah. Mengesampingkan fakta bahwa bulan tidak memicu gempa bumi besar, menyalahkan gempa ini pada Supermoon adalah seperti menyalahkan seseorang yang tengah berada di luar kota sebagai pemantik api penyebab sebuah kebakaran hebat.

Gempa Jepang, kata Bellini, menunjukkan fakta bahwa astrologi - astrolog lah yang mempunyai teori Supermoon bisa menjadi ancaman - bukan ilmu. "Bahwa gempa ini terjadi seminggu sebelum Supermoon adalah kebetulan belaka. Sebagian besar gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan bencana alam tidak mengikuti siklus bulan. Ini adalah sesuatu teori yang dibangun di atas ratusan tahun lalu," kata Bellini
Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: Space.com

Sabtu, 12 Maret 2011

2.000 Warga Jepang Dekat Pembangkit Nuklir Fukushima Dievakuasi

Sabtu, 12 Maret 2011, 06:10 WIB
                                                                           dw-world
2.000 Warga Jepang Dekat Pembangkit Nuklir Fukushima Dievakuasi
                                                              PLTN Fukushima

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO--Sekitar 2.000 orang yang tinggal di dekat pembangkit nuklir Fukushima Jepang diminta untuk mengungsi pada Jumat, menyusul gempa besar yang melanda wilayah itu. Pembangkit listrik yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Co, telah ditutup sebelumnya pada Jumat.

Pemerintah Prefektur Fukushima telah memperingatkan bagi warga yang tinggal di sekitar pembangkit terkait kemungkinan terjadinya kebocoran radioaktif. Beberapa pembangkit listrik nuklir lainnya di sepanjang pantai juga ditutup, dengan tidak ada laporan tentang kebocoran.

Korban meninggal dari gempa dan tsunami di Jepang tersebut telah melebihi 200 orang, sebagian besar warga terluka dan masih banyak orang dilaporkan hilang. Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter yang mengguncang pantai timur Jepang pada Jumat itu, sempat diikuti oleh serangkaian gempa susulan.

Tsunami berketinggian lebih dari 7,3 meter menyapu pelabuhan Soma di Prefektur Fukushima, sementara tsunami yang berketinggian lebih dari empat meter terjadi di pelabuhan Kamaishi dan Miyako di Prefektur Iwate, menurut Badan Meteorologi setempat. Tayangan televisi NHK memperlihatkan gelombang yang menyapu sejumlah bangunan dan kendaraan hingga sejauh 1,5 di daratan. Beberapa bandar udara ditutup dan layanan kereta api dihentikan. Lebih dari empat juta orang mengalami pemadaman listrik.

Kantor berita Jepang Kyodo melaporkan bahwa sebuah kapal berpenumpang sekitar 100 orang terbawa arus dalam bencana tsunami itu. Kyodo melaporkan terjadinya ledakan di dua pabrik besar mobil Nissan dan kebakaran di sebuah bangunan turbin di pembangkit nuklir Onagawa di Prefektur Miyagi.

Kebakaran di tempat penyulingan minyak di kota Ichihara, Prefektur Chiba, juga dilaporkan terjadi akibat bencana itu. Gempa itu merupakan yang terkuat dalam 78 tahun terakhir di Jepang, menurut Kepala Pusat Hidrometeorologi Rusia, Alexander Frolov, dalam sebuah wawancara dengan televisi Rusia, Rossiya 24. Sedikitnya 19 negara di kepulauan Pasifik telah mengeluarkan peringatan tentang potensi tsunami.
Red: Krisman Purwoko
Sumber: antara/Ria Novosti-OANA

Pertama Kali dalam Sejarah, Jepang Berlakukan Status Darurat Nuklir

Sabtu, 12 Maret 2011, 06:00 WIB   
      
Pertama Kali dalam Sejarah, Jepang Berlakukan Status Darurat Nuklir
 REPUBLIKA.CO.ID,Pertama kalinya dalam sejarah Jepang memberlakukan status darurat nuklir: empat pembangkit listrik dimatikan, dua diantaranya terbakar. Pemerintah memerintahkan evakuasi kepada penduduk yang tinggal di sekitar reaktor.

Jepang digoncang gempa bumi terkuat sepanjang sejarah. Menurut informasi resmi, sementara ini bencana tersebut telah sedikitnya menelan 40 korban jiwa. Dikhawatirkan jumlah korban yang tewas masih akan bertambah. Stasiun televisi NHK melaporkan, di Tokyo dua orang meninggal dunia dan 45 lainnya mengalami luka-luka. Belum jelas apakah ada WNI yang menjadi korban dalam bencana tersebut.

Nyaris setiap menit muncul laporan baru seputar kerusakan yang disebabkan gelombang Tsunami. Televisi-televisi lokal menampilkan gambar kawasan rusak yang disapu ombak serta rumah dan gedung yang terbakar.

Kekhawatiran utama muncul dari laporan seputar kerusakan pada pembangkit listrik tenaga nuklir. Di PLTN Onagawa api membakar gedung yang menyimpan turbin, begitu laporan perusahaan pengelola, Tohoku Electric Power.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan, ke-empat pembangkit listrik nuklir yang terletak di dekat kawasan gempa bumi dimatikan atas alasan keamanan.

"Bersiap menghadapi situasi terburuk"
Di Prefektur Fukushima, di pesisir timur laur Jepang, menurut kantor berita Kyodo, diberlakukan status darurat satu, yang merujuk pada bahaya readioaktif. Namun perusahaan pengelola menampik hal tersebut. Kantor berita Jiji melaporkan, di PLTN Fukushima Daiichi hanya sistem pendingin saja yang mengalami kerusakan.

"Kami ingin bersiap menghadapi situasi terburuk. Kami akan mengupayakan segala hal untuk mengatasi situasi ini," kata  Yukio Edano. Peringatan bahaya radioaktif yang diumumkan pemerintah merupakan yang pertamakalinya terjadi di Jepang.

Sekitar 2000 penduduk yang tinggal dalam jarak dua kilometer dari lokasi pembangkit listrik diperintahkan untuk mengevakuasi diri. Kantor berita Jiji melaporkan, kini zona evakuasi telah diperluas menjadi tiga kilometer.

Empat Juta Penduduk Tanpa Listrik
Pembangkit listrik nuklir Fukushima terdiri atas enam reaktor air tekan (PWR) dan dengan begitu yang terbesar di dunia. Kerusakan pada sistem pendingin terjadi pada reaktor nomer satu yang telah berfungsi sejak tahun 1971. Di Jepang terdapat 54 pembangkit listrik nuklir yang tersebar di 14 lokasi. Tiga PLTN saat ini sedang dibangun, sebelas lainnya masih dalam tahap perencanaan.

Akibat bencana gempa bumi sedikitnya empat juta penduduk kini tidak memiliki aliran listrik. Tiga Prefektur di timur laut, Aomori, Akita dan Iwate bahkan sama sekali tidak memiliki penerangan, begitu laporan harian "Asahi" dalam situs internetnya.

Tokyo saat ini dilaporkan mengalami kelumpuhan total. Transportasi kota saat ini tidak berfungsi. Para penduduk berkumpul di atas jalan raya, juga akibat tidak ada kereta yang jalan. Tokyo dilaporkan masih diguncang gempa susulan. Rapat kabinet darurat pemerintah juga berlangsung di tengah goncangan gempa susulan. "Ini belum akan berakhir," kata seorang penduduk Tokyo.
Red: Krisman Purwoko
Sumber: dw-world
 
 
 
 

Jumat, 11 Maret 2011

Fenomena Supermoon Sebentar Lagi, Apakah Itu?

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Pekan depan Bumi berada pada titik terdekat dengan bulan sejak 1992. Fenomena itu menjadi kesempatan para  astronom amatir untuk mengambil foto.

Peristiwa 19 Maret yang dikenal sebagai "titik lintasan bulan", adalah saat di mana bulan melintas hanya 221.567 mil dari planet Bumi.

Masalahnya, internet kini penuh dengan teori-konspirasi ilmuwan amatir yang memperingatkan         bahwa supermoon bisa mengganggu pola iklim bumi. Bahkan mungkin menyebabkan gempa bumi dan aktivitas vulkanik.

Supermoon sebelumnya terjadi tahun 1955, 1974, 1992 dan 2005. Pada semua tahun itu terjadi peristiwa cuaca ekstrim.

Tsunami yang membunuh ratusan ribu orang di Indonesia terjadi dua minggu sebelum supermoon pada Januari 2005. Kemudian, pada Natal 1974, topan Tracy menghancurkan Darwin, Australia.

Tetapi, Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy menganjurkan agar skeptis terhadap hal-hal itu. "Tidak akan ada gempa bumi dan gunung meletus, kecuali memang hal itu sudah saatnya terjadi," kata Wheeler kepada news.com.au.

"Bumi akan mengalami  surut yang  lebih rendah dan pasang yang lebih tinggi, tak ada yang aneh selain itu."

Astronom Australia David Reneke sependapat bahwa teori konspirasi akan selalu dapat menemukan kaitan antara bencana alam dengan waktu tertentu dan menuding "supermoon".

Dia mengatakan kepada situs itu:"Jika anda  cukup rajin makan anda  mengaitkan kronologi hampir semua bencana alam atau kejadian apa pun di langit malam - komet, planet, matahari.
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Kamis, 10 Maret 2011

Kehidupan Bumi Berasal dari Luar Tata Surya?

Sarie - Okezone



                                                Meteor (foto: Top News In)

WASHINGTON - Ilmuwan NASA mengklaim telah mendeteksi adanya fosil bakteri berukuran kecil yang ada di dalam tiga buah meteorit.

Dilansir melalui Straits Times, Senin (7/3/2011), badan luar angkasa AS itu memastikan jika bentuk kehidupan mikroskopik itu bukanlah bakteri yang biasa ditemukan di bumi.

Jika temuan ini benar maka peneliti akan memiliki bukti bahwa kehidupan di alam semesta telah menyebar dan kehidupan di bumi bisa jadi berasal dari manapun di sistem tata surya.

"Kehidupan di bumi bisa berasal dari luar bumi, yang dibawa oleh batu-batuan planet, seperti meteor, yang jatuh ke dalam bumi kita," ujar ahli astrobiologi, Richard Hoover.

Studi yang dipublikasikan di 'The Journal of Cosmology', dianggap sangat kontroversial. Klaim yang dilayangkan oleh Hoover itu disertai dengan bukti adanya microfosil yang mirip dengan cyanobacteria. Microfosil itu adalah sebuah ganggang berwarna biru-hijau, yang juga dikenal sebagai buih kolam, dan terletak di bagian permukaan di dalam retakan tiga meteorit.

Struktur-struktur mikroskopis ini memiliki banyak karbon, sebuah penanda bagi jenis kehidupan di bumi, dan hampir tidak memiliki nitrogen.

"Nitrogen juga bisa menjadi tanda kehidupan Bumi. Tetapi kurangnya Nitrogen hanya akan berarti bahwa apa pun bentuk nitrogen dalam struktur ini telah didekomposisi ke dalam bentuk gas sejak lama," ujar Hoover. (srn)