Selasa, 26 April 2011

20 Tahun Lagi Manusia Dikirim ke Mars?

Ahmad Taufiqurrakhman - Okezone 
 
WASHINGTON - Perusahaan swasta bidang luar angkasa, SpaceX, mengatakan kalau penerbangan astronot ke luar angkasa mungkin akan memakan waktu 10 sampai 20 tahun lagi.

"Kami mungkin akan menerbangkan manusia ke luar angkasa dalam waktu tiga bulan ke depan, kami juga akan menerbangkan manusia ke planet Mars. Saya pikir mungkin 10 sampai 20 tahun ke depan," ujar Elon Musk dari SpaceX.

Seperti yang dikutip dari Red Orbit, Senin (25/4/2011), SpaceX adalah sebuah perusahaan swasta untuk bidang luar angkasa yang telah memenangkan kontrak sebesar USD75 juta dengan NASA untuk menggantikan program pesawat luar angkasa dari badan antariksa nasional milik Amerikat Serikat (AS) tersebut.

SpaceX tahun lalu telah menyelesaikan uji coba pertama dari sebuah kapsul angkasa tak berawak, setelah sebelumnya juga berhasil menerbangkan sebuah pesawat ke orbit dan kembali ke Bumi.

"Tujuan kami adalah untuk memfasilitasi pemindahan manusia dan kargo ke planet lain," ujar Musk.

Program pesawat luar angkasa NASA saat ini tinggal menyisakan dua penerbangan lagi. Pesawat ulang-alik Endeavour akan melaksanakan misi terakhirnya pekan ini, sementara pesawat Atlantis juga akan melakukan penerbangan terakhirnya pada bulan Juni.

NASA kini mulai menggunakan jasa perusahaan swasta untuk mengisi kekosongan yang sebelumnya banyak didominasi oleh pihak pemerintah, dengan membuat pesawat luar angkasa generasi baru.

"Saat di mana manusia mampu melakukan perjalanan antar bintang merupakan masa depan yang menarik, dan kami berusaha untuk mewujudkannya," tambah Musk.

Awal bulan ini SpaceX memperlihatkan roket Falcon Heavy, yang mana akan melakukan penerbangan perdananya pada akhir tahun 2012. Roket tersebut dirancang untuk mengangkat satelit dan pesawat luar angkasa ke orbit.

SpaceX adalah satu dari dua perusahaan yang dikontrak oleh NASA untuk memindahkan kargo ke International Space Station, begitu pesawat ulang-alik milik mereka sudah pensiun. (ATA)
 
 

Pesawat Antariksa Rusia Ditenggelamkan di Pasifik

PESAWAT barang antariksa milik Rusia, Progress M-09M, akan berpisah dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS) pada Jumat (22/4). Pesawat itu akan ditenggelamkan di Pasifik setelah melakukan program ilmiah selama lima hari.

"Penenggelaman tersebut dijadwalkan pada Jumat pukul 15.41 waktu Moskwa,"
kata juru bicara kendali misi di Moskwa, Jumat (22/4).

Selama penerbangannya, para ilmuwan melanjutkan percobaan Radar-Progress yang bertujuan untuk menentukan ketebalan, ukuran dan daya pantul lingkungan ionosfer di sekitar pesawat yang disebabkan oleh pengoperasian mesin berbahan bakar cair milik pesawat.

Pesawat akan terbakar di atmosfer bumi segera setelah percobaan berakhir dan beberapa potongan pesawat akan jatuh di kawasan terpencil di Samudera Pasifik.

Serangkaian pesawat barang antariksa Progress telah menjadi penyokong armada pemuat barang antariksa Rusia. Sebagai tambahan atas misi utamanya menjadi pesawat barang antariksa, mereka juga pernah digunakan untuk menyesuaikan orbit ISS dan melakukan sejumlah percobaan. (Ant/OL-9)

Senin, 25 April 2011

Mars Lebih 'Basah' dari Perkiraan Sebelumnya

Ahmad Taufiqurrakhman - Okezone
Es di planet Mars (gambar: climatehysteria.com)
Es di planet Mars (gambar: climatehysteria.com)
WASHINGTON - NASA menemukan bahwa daerah kutub selatan di Mars memiliki es yang 30 kali lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.

Penemuan ini mengungkapkan bahwa planet merah tersebut lebih basah dari perkiraan ilmuwan sebelumnya, ungkap sebuah studi. Demikian seperti yang dikutip dari AFP, Jumat (22/4/2011).

"Dengan mengambil data melalui Mars Reconnaissance Orbiter, para ilmuwan menemukan karbon dioksida purba yang terperangkap dalam es," tulis sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science.

"Hasil ini menambah bukti kalau dulu planet Mars memiliki atmosfir dengan kadar karbon dioksida dan air yang tipis," ungkap studi tersebut.

"Besar massa es tersebut mencapai 12.500 kubik km, sama dengan isi danau Superior, danau terbesar di wilayah Amerika Utara," ujar pihak NASA dalam sebuah pernyataan.

"Sebelumnya kita sudah tahu kalau kadar tipis dari karbon dioksida ada di es permukaan mars, tapi penemuan ini juga menambah informasi bahwa jumlah es yang ada di sana ternyata 30 kali lebih besar dari yang diguga sebelumnya," ujar pimpinan studi ini, Roger Phillips dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado.
(ATA)