Ketika
harus mengungkap kondisinya, seorang pengidap HIV/AIDS sering
berhadapan dengan risiko terkucilkan. Banyak yang memilih untuk
menyembunyikannya, bahkan pada pasangan karena khawatir akan mendapat
stigma negatif.
Dalam sebuah survei internasional yang diungkap dalam konferensi AIDS di
Wina, 17 persen pengidap HIV/AIDS di seluruh dunia tidak terbuka pada
partner seksualnya. Diduga hal ini disebabkan oleh faktor psikologis,
karena data lainnya mengungkap bahwa 37 persen pengidap HIV juga
mengalami depresi.
Dikutip dari WebMD, survei tersebut melibatkan tak kurang dari 2.000
orang pria dan wanita. Seluruh partisipan merupakan pengidap HIV positif
yang diambil dari belasan negara di seluruh dunia.
Selain masalah keterbukaan dengan pasangan, para ahli juga
mengkhawatirkan kurangnya komunikasi dengan dokter. Padahal seseorang
yang hidup dengan HIV/AIDS umumnya rentan terhadap berbagai penyakit
penyerta.
"Penyakit penyerta bisa muncul karena HIV itu sendiri, maupun akibat
pengobatan antiretrovirus," ungkap Prof Jurgen Rockstroh, MD, PhD dari
University of Bonn.
Adanya gap antara pasien dengan dokter dikhawatirkan akan berpengaruh
pada kualitas hidup dan kondisi kesehatan jangka panjang. Sebab dalam
memberikan pengobatan, dokter harus memerhatikan kondisi idividual
termasuk lingkungan dan faktor lain misalnya kebiasaan merokok.
Kurangnya sikap terbuka dari para pengidap membuktikan bahwa
diskriminasi dan stigma negatif masih menghantui para pengidap HIV/AIDS.
Hasil yang terungkap dalam survei tersebut adalah sebagai berikut: 1. 17 persen pengidap HIV/AIDS di seluruh dunia tidak terbuka pada partner seksualnya 2.
97 persen mengaku puas dengan layanan kesehatan, 84 persen yakin telah
mendapat penanganan sesuai kebutuhan individual masing-masing 3. 74 persen mengatakan manfaat perawatan HIV/AIDS lebih besar daripada efek samping yang didapatkan 4.
Lebih dari setengah mengaku hidup dengan satu atau lebih penyakit
penyerta yang tergolong berat misalnya penyakit jantung, gangguan
pencernaan dan hepatitis C 5. 65 persen pengidap yang mempunyai
risiko tinggi mengalami sakit jantung tidak pernah mengomunikasikan
kondisi jantungnya pada dokter 6. 62 persen pengidap tidak pernah mendiskusikan rencana untuk berhenti merokok pada dokter 7. 69 persen tidak pernah memeriksakan diri untuk risiko hepatitis C. Di
Indonesia saat ini sudah ditemukan obat herbal ajaib yang mampu melawan
penyakit HIV/AIDS secara berkala. XAMthone plus namanya. Diproduksi
dari keseluruhan buah manggis, artinya bukan saja daging buahnya tetapi
seluruh kulitnya. Dengan menggunakan mesin berteknologi tinggi zat
XANTHONE yang ada dalam kulit buah manggis diambil. XANTHONE merupakan
zat dalam kulit buah manggis yang antioksidannya paling tinggi dari
seluruh buah-buahan di dunia. Menurut Dr Ir Raffi Paramawati, M.Si,
dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, semua buah-buahan
mengandung antioksidan, namun yang paling tinggi kandungan
antioksidannya hanya dalam buah manggis dan itu terdapat pada kulitnya.
Lebih jauh ia mengatakan bahwa tidak semua antioksidan yang ada dalam
buah-buahan bersifat menyembuhkan penyakit, berbeda dengan manggis,
kalau manggis kandungan antioksidannya mampu menyembuhkan berbagai
penyakit. Khasiat buah manggis yang luar biasa ini diakomodir sebuah
perusahaan yang telah 20 tahun lebih memproduksi makanan dan minuman
kesehatan maka lahirlah XAMthone plus. Sejak kehadirannya, XAMthone plus
telah banyak membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit berbahaya,
salah satunya HIV/AIDS. Seorang konsultan HIV/AIDS Franklin di Bandung
bersaksi dengan sangat yakin bahwa XAMthone plus telah menyelamatkan 88
nyawa manusia, 9 diantaranya sudah masuk stadium AIDS. Kesaksian
serupa juga diungkapkan oleh H. Ki Ageng S. Dewantara seorang therapist
herbal yang berpraktik di Bali menegaskan bahwa selama dia menggunakan
XAMthone plus untuk para pasiennya yang mengidap HIV/AIDS, sudah 4 orang
sembuh dan dibuktikan secara medis. Rata-rata masa proses menuju
kesembuhannya di bawah 1 tahun. Mas Kurnadi juga dari Bali bersaksi
tentang kehebatan XAMthone plus menyembuhkan orang sakit HIV/AIDS.
Seorang pemuda yang sudah putus harapan hidupnya karena usianya tinggal
sebulan akibat HIV/AIDS. Setelah minum XAMthone plus selama 1 tahun,
sekarang pemuda tersebut hidup sehat dan panjang umur. Kisah-kisah
kesembuhan para penderita HIV/AIDS yang diceritakan kembali oleh
orang-orang tersebut di atas, dan kesembuhan itu karena mengonsumsi
XAMthone plus bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Sejatinya
kesembuhan-kesembuhan itu adalah karya penyelamatan Tuhan, campur
tanganNya, mujizatNya dan cinta kasihNya yang begitu besar bagi manusia.
Tuhan telah menghadirkan XAMthone plus untuk para penderita HIV/AIDS
dan para penderita jantung, kanker, diabetes, stroke, stress, alzheimer,
mystenia gravis, dll. Anda Percaya atau tidak? Andalah yang membuktikan
sendiri rasa percaya itu. Salam Sehat XAMthone plus. Dari berbagai
sumber. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar